Nah, seperti judul-judul yang sebelumnya, mungkin ini menjadi
pertanyaan beberapa orang yang baca : kenapa sih judulnya begitu?
Jadi, lo sebut apa sesuatu yang akhirnya sukses lo capai?
Kira-kira itulah jawaban gue : Antara Keberuntungan, Usaha dan Doa. Sebenernya
urutannya yang bener adalah usaha dulu, doa, kemudian keberuntungan itu akan
nyusul. Tapi gue mulainya dari keberuntungan dulu, biar enak aja gitu bacanya
(lah?).
Di tulisan sebelumnya gue udah ceritain tentang perjuangan gue yang udah masuk ke tahap OJT. Perlahan-lahan tapi pasti, gue melangkah maju ke tahap ini. Selangkah lagi akan menjadi pegawai tetap PT. PLN (Persero). Seperti biasa, selalu ada tantangan yang dilewati untuk mengikuti ujian. Pada pertengahan OJT, siswa prajabatan harus mengikuti UJO (Semacam Uji Kompetensi Prajabatan gitu) berupa soal-soal pilihan ganda dan tesnya online alias pakai handphone. Kabar mengenai Si UJO ini baru disebar oleh pihak Udiklat seminggu sebelum hari-H. Gue kesel, kenapa mendadak banget? Belum lagi kita dipusingkan dengan memikirkan Telaahan Staff (TS). Mungkin ini juga ada salah gue, dari awal OJT sampai seminggu sebelum Si UJO, gue masih mikirin judul TS yang cocok. Karena gue OJT di SPI (Satuan Pengawasan Intern), jadi TS yang dibuat haruslah mengenai audit atau mengenai proses bisnis di operasional (auditee) namun harus ada benefit untuk auditor. Mulailah gue pusing. Setiap malam yang gue pikirin cuma TS. Susah tidur gara-gara TS. Mau makan inget TS, mau mandi inget TS, mau tidur inget TS, kemana-mana inget TS.
Back to Si UJO yang ternyata soalnya ga jauh beda dari soal Si UJO angkatan 57. Suasana di ruangan seketika panik waktu pencet tombol 'mulai' di handphone. Gue panik juga karena dibatasin sama waktu di handphone. Akhirnya setelah melewati semua soal, gue pencet tombol 'selesai'. Keluarlah nilai... 88! YEAY! Alhamdulillah lulus Si UJO. Sebagai informasi, Si UJO ini sebenernya adalah salah satu syarat untuk mengikuti uji TS.
Sesaat
sebelum Si UJO, kita berdoa bersama (SPI Reg 1, 4, dan 6 Angkatan 58)
Setelah badai Si UJO berlalu, kembali terpikirkan TS. Setiap kali
punya ide TS, gue langsung nanya sama senior atau sama temen angkatan 58 yang
lain. Kalau udah dipatahin sekali aja ide gue, gue ga berani lagi untuk
ngungkapinnya dan langsung simpan sendiri. Selanjutnya pas ada ide yang
terlintas di benak, gue malah semakin ragu-ragu untuk angkat ide tersebut.
"Duh, boleh ga ya?", "Apa nanti gue ditanya yang macem-macem ya
pas ujian kalau judulnya begini?". Banyak hal yang gue pikirin sebelum
akhirnya gue memutuskan untuk mengambil telaah staff mengenai Persekot Dinas.
Waktu itu udah H-1 minggu sebelum magang selesai, H-3 minggu sebelum uji TS.
Dan... lo tau? Gue baru minta data plus nanya-nanya dengan kekeuh kepada
seluruh pegawai keuangan maupun akuntansi di UIP. Karena gue baru ada ide saat
itu. Gue langsung gencar kesana kemari mencari informasi, membandingkan data
dengan realita yang akhirnya gue menemukan suatu masalah. Sehingga TS gue lebih
mirip Laporan Hasil Audit tapi versi mini nya.
Awalnya gue emang ragu untuk angkat judul itu, tapi mau ga mau gue
punya sesuatu yang harus gue konsultasiin dengan mentor. Akhirnya gue tulis,
bab demi bab pun selesai. H-1 minggu sebelum uji TS, gue dicoba uji dulu oleh
mentor dan beberapa rekan lainnya. Alhamdulillah ga banyak kendala, ada sih
beberapa perdebatan dan gue masih bisa mempertahankan pendapat. Beberapa di
revisi oleh mentor II dan mentor I. Gue seneng karena udah direvisi. Setidaknya
udah ada "amunisi".
Dan... untuk diketahui, pagi siang sore malam gue ga henti-hentinya membahas TS dengan Bg Haris, temen satu kelas SPI B juga, orang Padang, dan satu regional, satu tempat OJT. Kita berdua udah kayak anak ilang kalau kemana-mana. Mikirin TS dengan tampang kusut. Sampai-sampai suatu pagi gue buka pintu Grab, naik. Dimana di dalemnya udah ada Bg Haris sama Gibral. "Bg, jadi baa tu yo bg? Lai ndak baa Ica ambiak tentang Persekot Dinas?" dalam bahasa minang, artinya "Bg, jadi gimana ya bg? Ga apa-apa ya Ica ambil tentang Persekot Dinas?". Bg Haris langsung nanggepin "Ca, dari semalam abg susah tidur ca gara-gara mikirin TS. PLIS, pagi-pagi gini bisa ga bahas TS ga?". Seketika gue diam. Oke.
Sampai akhirnya hari uji TS pun tiba...
Uji Telaahan Staff
HARI JUMAT, 25 AGUSTUS 2017.
Hari dimana gue akan disidang mengenai Telaahan Staff yang gue
buat.
06.30
Beberapa orang kumpul di kosan gue dan Bila. Jadi kita berangkat
bareng-bareng ke Udiklat Tuntungan, tempat uji TS. Berangkat dengan muka tegang
semua. Gue ga deg-degan, biasa aja. Tapi pas liat Bila baca-baca ayat
al-qur'an, gue jadi keinget juga pesen bokap, untuk selalu dzikir. Gue diam
sepanjang perjalanan.
Sampai di Udiklat Tuntungan, kita nyari-nyari ruangan uji. Tapi
sebelumnya kita udah ditawarin oleh salah satu staff untuk sarapan terlebih
dahulu di rukan (wah nostalgia Udiklat Bogor nih). Sarapan pun gue ga kuat banyak-banyak,
takut nanti sakit perut kan berabe. Setelah sarapan, kita semua berbondong ke
ruangan uji. Ada semacam ruang tunggu disana, dan semua pada bukain
laptop.
Di surat undangan uji telaahan staff, nama gue sebenernya dapet
jadwal uji 5 terakhir. Jadi kemungkinan kalau penguji nya ada 3 orang, gue
dapet giliran udah sore banget. Tau-taunya kita dibagi dua kelompok dong, dan
jadwal semua berantakan. Karena pembagiannya itu berdasarkan nomer urut yang
genap dan yang ganjil. Kebetulan gue dapet nomer urut 8 alias genap. Jadilah
masing-masing kelompok dibagi mendapat dua orang penguji. Kabar baiknya,
penguji cuma ada dua. Kabar buruknya, gue naik jadi urutan ke 5 yang diuji
setelah Kak Mika, Thania, Missi, dan Kak Minda.
Harap-harap cemas menunggu giliran, karena setiap orang yang baru
keluar ruangan pasti kita tanyain, pengen tau apa aja kira-kira yang ditanya
sama pengujinya. Karena waktu itu udah pukul setengah 12 siang, gue kira bakal
dilanjut abis shalat jumat, ternyata engga. Tiba-tiba kakak-kakak orang Udiklat
Tuntungan manggil nama gue buat masuk.
"Ya Allah, akhirnya masuk ruangan. Gimana ini..." Gue
deg-degan sambil jalan sambil dzikir, dengan kedua tangan gue penuh sama kertas
plus flashdisk dan alat tulis lainnya.
Masuk ruangan...
"Assalamualaikum, pak..." Gue dengan tegap serta percaya
diri masuk ke ruangan uji, sambil melempar senyum kepada penguji. Gue mulai
mengutak atik komputer yang ada di depan, serta memastikan bahwa semua yang mau
gue jelasin lengkap ada di flashdisk. Presentasi terbuka di layar.
"Langsung mulai saja pak?" Gue bertanya kepada penguji.
"Iya, silahkan" Jawab penguji dari Udiklat.
FYI, penguji gue ada dua orang yaitu satu dari Udiklat Tuntungan,
bapaknya sudah manajer, dan satu lagi adalah Group Head SPI Regional 4. Banyak
gosip yang beredar kala itu, ada yang bilang kalau bapaknya baik lah, ada yang
bilang pertanyaannya susah lah, dan lain-lain. Tapi gue tetap percaya diri,
karena ini bukan kali pertama gue diuji kaya gini.
Setelah menjelaskan panjang lebar (tapi sepertinya ga sampai 10
menit) gue selesai presentasi. Batas waktu yang diberikan sebenernya adalah 10
menit maksimal. Bapak GH Regional 4 mulai bertanya mengenai pengetahuan audit
gue.
"Jadi apa sih bedanya tanggal audit dengan periode
audit?" Gue langsung seneng dalam hati karena pertanyaan itu bisa gue
jawab (udah pernah ngaudit juga kan di Bank Mega, jadinya tau) "Expose PKA
itu ngapain? Apa itu walkthrough? Apa perbedannya TOD dengan TOE?"
kemudian gue menjelaskan secara rinci banget, karena sehari sebelumnya gue udah
pelajari SPA (Standar Prosedur Audit) alias kitabnya Auditor di PLN.
"Wah kamu bagus ya ngejelasinnya, udah bagus kamu, Hilda.
Soalnya tadi saya ga pernah denger penjelasan yang kaya gini" Bapaknya
bilang gitu. Ah, gue langsung tersenyum lebar. Berkat baca SPA...
Kemudian setelah penguji dari audit, penguji dari Udiklat pun
melontarkan pertanyaan. Awalnya gue ga ngerti maksud pertanyaan bapaknya, terus
gue jawab lagi, bapaknya nanya lagi karena beliau merasa belum puas dengan
jawaban gue. Gue jawab lagi. Sampai akhirnya salah satu DGH Regional 6 yang
dampingin gue waktu itu di dalam ruangan menjelaskan maksud dari pertanyaan
penguji tersebut. Setelah dijelasin, gue baru paham maksud pertanyaan bapaknya.
Gue jawab dengan tenang. Belum puas sampai disitu, beliau malah
mengungkit-ungkit masalah Telaah Staff gue yang ga sesuai proyeksi jabatan. Dan
ini juga dibantu jawab oleh penguji dari Audit. Sumpah, terimakasih banyak pak
sudah membela saya.
Gue sampai dibilang gini sama pengujinya "Wah kalau gini
telaahan staff kamu bisa ga lulus kamu. Padahal proyeksi jabatan kamu kan untuk
Audit, tapi kamu malah membahas masalah di keuangan dan akuntansi" Anjay,
gue sampai feeling waktu itu gue ga bakal lulus. Duh teganya si bapak bilang
gitu...
Tapi... gue bangkit, gue jawab dengan tenang. Gue tersenyum kepada
penguji, karena sikap sopan kita memang diuji juga disini. Secara, lo adalah
calon pegawai, ga mungkin kan mau melawan bapak-bapak yang udah berpengalaman
bertahun-tahun jauh sebelum lo ada? Kemudian salah satu penguji bilang
"Iya Hilda sudah, silahkan ditutup". Akhirnya... Selesai juga ujian
gue.
Sebelum keluar dari ruangan, gue salamin bapaknya satu-satu
kemudian tersenyum dan bilang makasih. Eh, penguji yang dari udiklat malah
nanya "Asalnya dari mana kamu ini?" Gue jawab Padang pak. "Oh,
kuliah dimana dulu?" Gue jawab lagi di Universitas Andalas, dan percakapan
selesai. Setelah itu beliau istirahat untuk shalat jumat serta makan siang.
Feeling gue sih bagus, karena tadi bapaknya tersenyum dan ketawa-ketawa juga
sebelum gue keluar ruangan.
Gue istirahat makan siang dan shalat, berdzikir juga ga lupa
sambil menunggu sore, menunggu hasil kelulusan. Dan... gue masih
sempat-sempatnya buat selfie waktu itu.
Mukanya suram, kaya ngajak
berantem.
Setelah menunggu semua selesai ujian, sambil ngantuk-ngantuk kita
di minta untuk memasuki ruangan uji semuanya. Gue udah ga sabar liat hasil
ujian. Soalnya kalau ga lulus, nerima SK pegawainya jadi ditunda juga, dan OJT
nya ditambah 20 hari kerja (tapi kenyataannya lebih). Jadi... yang umumin
kelulusan waktu itu adalah kakak-kakak dari udiklat. Kabar buruknya yang
dibilang kakaknya adalah, ada dua orang yang ga lulus di ruangan itu. Gue
sedih. Gue takut, apa jangan-jangan...?
"Hilda Yessica Vetrina, ini kertas kamu ya" Gue langsung
lari ke depan ruangan untuk ambil kertas itu. dan hasilnya...
ALHAMDULILLAH!
Step
lain dalam kehidupan terlewati. AKHIRNYA GUE BISA TIDUR NYENYAK TANPA MIKIRIN
TS LAGI! YEAY! Tapi kebahagiaan gue ga sepenuhnya bahagia waktu itu karena
masih ada teman-teman seperjuangan yang kelulusannya ditunda.
Oh
iya, semua ini ga terlepas dari dukungan banyak pihak dalam hidup, terutama
orang tua, adik, yang terkasih, mentor, rekan-rekan SPI, dan masih banyak lagi.
Lagi-lagi Allah baik sama gue. Lagi-lagi semua dimudahkan oleh-Nya. Percaya ga
percaya, dzikir yang gue bilang di blog ini dan di cerita-cerita yang gue tulis
sebelumnya adalah dzikir yang sama. Namun mungkin agak berbeda dari segi
banyaknya. Setiap kali mau ujian atau menghadapi test, bokap selalu ingetin
untuk berdzikir.
Apa
aja sih dzikirnya?
1. Al-Fatihah, Al-Ikhlas, An-Nas,
Al-Falaq. Kalau ini usahakan selalu dibaca setelah selesai shalat,
berulang-ulang kali. Al-Fatihah gue baca juga sebelum tidur serta waktu mau
memulai perjalanan keluar rumah hingga ketempat ujian/test.
2.
Dzikir Hasbunallah Wanikmal
Wakil Nikmal Maula Wanikman Nasir...
Artinya: "Cukuplah ALLAH sebagai penolong kami, dan ALLAH adalah sebaik-baik pelindung"
Artinya: "Cukuplah ALLAH sebagai penolong kami, dan ALLAH adalah sebaik-baik pelindung"
3.
Selain itu, gue baca dzikir nabi Yunus
sebanyak mungkin.
Ù„َّا Ø¥ِÙ„َÙ‡َ Ø¥ِÙ„َّا Ø£َنتَ سُبْØَانَÙƒَ Ø¥ِÙ†ِّÙŠ Ùƒُنتُ Ù…ِÙ†َ الظَّالِÙ…ِينَ
Laa
Ilaaha Illa Anta Subhanaka Inni Kuntu Minadz Dzalimiin
“Tidak ada Ilah (yang berhak
diibadahi) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk
dalam golongan orang-orang yang dzalim”
(QS. Al-Anbiya’/ 21: 87)
(QS. Al-Anbiya’/ 21: 87)
Tapi
ya, kalau yang nomer 1 lo baca sesaat sebelum masuk ruangan, atau sebelum mau
memulai ujian (masing-masing 1 kali aja) Insya Allah ga akan gugup di dalam
ruangan. Karena gue udah buktiin beberapa kali.
Begitulah
pengalaman gue sebagai siswa prajabatan yang akhirnya berkesempatan untuk
menjadi pegawai tetap perusahaan plat merah ini. Btw, SK gue pertanggal 1
September 2017. Alhamdulillah...