Pengalaman Diklat Prajabatan PT. PLN (Persero) - Persiapan Samapta
Diklat Prajabatan PLN July 01, 2017
Hal yang pertama kali gue pikirin ketika nulis ini adalah "Semoga tulisan gue bermanfaat bagi siapapun nanti yang membaca, terutama buat peserta yang baru lulus dari tahapan wawancara user". Kenapa? Karena gue baru menyadari semacam "Ah, tau gini gue kan searching dulu kegiatannya ngapain aja" waktu Kesamaptaan di Secapa AD Bandung. Penasaran kan kenapa? Gue bakalan bagi cerita pengalaman ketika mengikuti Diklat Prajabatan PLN.
23 Maret 2017 akan dilaksanakan Kesamaptaan di Secapa AD Bandung (Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat).Tujuan dari samapta ini adalah untuk mengukur kemampuan fisik siswa prajab selain itu juga melatih kedisiplinan. Harapannya setelah keluar dari sini, kita dapat berubah dari "Kucing menjadi Harimau". Artinya dari yang biasanya "menye-menye" menjadi tangguh.
Gue berangkat pagi-pagi pukul 04.00 bahkan dengan keadaan masih terkantuk-kantuk. Titik kumpul untuk peserta tes dari Jakarta adalah di Kantor PLN Disjaya yang deket Gambir. Pagi itu gue dianter sama abang sepupu, gue bawa koper kecil seadanya dan satu tas ransel. Sebelumnya telah diinformasikan perlengkapan apa saja yang harus kita bawa, ini list nya :
Begitulah persiapan gue yang menurut gue sangat kurang. Saran buat temen-temen pembaca yang akan mengikuti Samapta, persiapkanlah segala sesuatunya sebaik mungkin. Kalau perlu, bikin check list kalian. Untuk ukuran koper yang dibawa, gue waktu itu bawa yang 20". Mungkin jika kalian persiapan agak banyak, bisa bawa yang lebih besar. Diklat Prajab PLN ini menuntut kita untuk bisa berpindah-pindah kapan saja, dan tidak diberikan waktu untuk menjemput barang-barang yang ada di rumah. Dari semenjak Samapta di Bandung, kemudian pindah ke Udiklat Bogor untuk pembidangan, dan penempatan OJT lebih jauh lagi, tidak ada space waktu atau waktu libur yang diberikan untuk bisa pulang ke rumah. Kegiatan kita terus berlanjut sampai nanti ujian akhir. Jadi, persiapkan segala sesuatunya yang perlu kalian bawa.
Pukul 05.00 WIB, saatnya shalat subuh. Gue dan peserta yang lain berkumpul di Mesjid PLN Disjaya. Sejujurnya gue deg-degan dan sedih. Deg-degan karena bertanya-tanya apa yang akan gue hadapi waktu Samapta. Sesuai arahan dari senior gue angkatan 57, dia bilang bakalan di suruh makan habis 5 menit lah, guling-guling lah, merayap lah, di rendam lah, jalan jongkok lah, lari lah, banyak. Gue tau, pelatihan kemiliteran ini tidak semudah yang dibayangkan. Sedih, karena berpisah dari orang-orang tersayang untuk sementara waktu.
Tapi, demi masa depan gue janji akan melakukannya sebaik mungkin dan jangan pernah mengeluh!
23 Maret 2017 akan dilaksanakan Kesamaptaan di Secapa AD Bandung (Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat).Tujuan dari samapta ini adalah untuk mengukur kemampuan fisik siswa prajab selain itu juga melatih kedisiplinan. Harapannya setelah keluar dari sini, kita dapat berubah dari "Kucing menjadi Harimau". Artinya dari yang biasanya "menye-menye" menjadi tangguh.
Gue berangkat pagi-pagi pukul 04.00 bahkan dengan keadaan masih terkantuk-kantuk. Titik kumpul untuk peserta tes dari Jakarta adalah di Kantor PLN Disjaya yang deket Gambir. Pagi itu gue dianter sama abang sepupu, gue bawa koper kecil seadanya dan satu tas ransel. Sebelumnya telah diinformasikan perlengkapan apa saja yang harus kita bawa, ini list nya :
- 2 stel baju putih lengan panjang + celana panjang hitam. Celana ya, bagi cewek yang mau pakai rok bawa aja dulu. Nanti pas pembidangan banyak kok yang pake rok, tapi harus warna hitam ya. Gue tekankan disini, 2 stel ini udah cukup karena nanti kita akan diberikan 1 seragam berupa kemeja putih dari Udiklat dengan tulisan Corporate University Pln di bajunya.
- Dasi hitam. Ini wajib, setidaknya punya satu.
- 1 stel pakaian olahraga (training spack), ini bakalan berguna nanti pas di samapta dan pembidangan. Bawa satu stel aja. Tapi kalau mau lebih juga ngga apa-apa. Saran gue sih bawa satu stel karena untuk pakaian olahraga nanti juga bakal dikasih 2 baju + 1 celana setelah samapta. Untuk warna pakaian olahrga yang harus dibawa kalian bisa tanyakan ketika tanda tangan kontrak. Saran gue bawa warna yang netral dan gelap seperti warna hitam.
- 1 pasang sepatu olahraga. Ini berguna banget pas pembidangan nanti, karena kemana-mana ngga boleh pake sendal. Tapi bukan berarti ga bawa sendal juga. Tetap bawa sendal ya.
- 1 pasang sepatu kerja warna hitam. Kalau cowok bawa sepatu pantofel. Tapi kalau cewek gue saranin pake flat shoes aja yang bener-bener flat. Kenapa? Gue awalnya bawa sepatu dengan tinggi hak 5 cm. Untung bukan 7 cm! Serius. Karena kita akan diperintahkan untuk selalu berjalan kaki kemana-mana, ga ada ojek atau angkot disana.
- Jilbab hitam polos untuk peserta wanita yang berjilbab. Gue persiapan juga sebelumnya buat bawa 3 jenis jilbab yaitu 2 bergo, 1 jilbab paris segi 4, 2 pashmina. Karena gue waktu itu ngga tau bakalan kepake yang mana. Sesuai timing dan kegiatan kita kan. Jadi gue bawa ketiga jenisnya dan semuanya memang berguna.
- Kaus kaki putih. Gue bawa dua pasang waktu itu.
- Keperluan pribadi (obat-obatan, keperluan mandi, baju harian) dsb. Ini yang gue bego banget. Sehari sebelumnya gue memang udah persiapan banget sampe obat-obatan kaya obat flu gue, obat jantung gue ga lupa gue bawa. Tapi yang kelupaan itu adalah SABUN MANDI, SHAMPOO, gue lupa sumpah! Padahal udah di informasikan kalau bawa peralatan mandi sendiri dan gue lupa. Anehnya, gue ga lupa bawa sikat dan pasta gigi plus sabun cuci muka. Akhirnya kalian tau apa? 10 hari di Secapa gue minta-minta sabun mandi sama temen yang satu barak. Ganti-gantian gue minta tiap hari HAHA. Karena kita juga ga diberikan waktu untuk keluar lingkungan Secapa tersebut. Boro-boro ke Alfamart, waktu buat keluar aja ga ada. Satu lagi yang gue lupa bawa banyak adalah baju harian. Gue cuma bawa baju harian satu stel. Untung nya waktu samapta kita juga dikasih 2 potong kaos PDL. Akhirnya gue pake kaos PDL buat tidur. Karena baju harian ini cuma berguna buat tidur. Untuk dipakai harian kita juga diberikan 2 stel PDL dan sepasang sepatu PDL, 2 pasang kaus kaki, 1 feples, 1 pita merah putih, serta 1 topi rimba.
Begitulah persiapan gue yang menurut gue sangat kurang. Saran buat temen-temen pembaca yang akan mengikuti Samapta, persiapkanlah segala sesuatunya sebaik mungkin. Kalau perlu, bikin check list kalian. Untuk ukuran koper yang dibawa, gue waktu itu bawa yang 20". Mungkin jika kalian persiapan agak banyak, bisa bawa yang lebih besar. Diklat Prajab PLN ini menuntut kita untuk bisa berpindah-pindah kapan saja, dan tidak diberikan waktu untuk menjemput barang-barang yang ada di rumah. Dari semenjak Samapta di Bandung, kemudian pindah ke Udiklat Bogor untuk pembidangan, dan penempatan OJT lebih jauh lagi, tidak ada space waktu atau waktu libur yang diberikan untuk bisa pulang ke rumah. Kegiatan kita terus berlanjut sampai nanti ujian akhir. Jadi, persiapkan segala sesuatunya yang perlu kalian bawa.
Pukul 05.00 WIB, saatnya shalat subuh. Gue dan peserta yang lain berkumpul di Mesjid PLN Disjaya. Sejujurnya gue deg-degan dan sedih. Deg-degan karena bertanya-tanya apa yang akan gue hadapi waktu Samapta. Sesuai arahan dari senior gue angkatan 57, dia bilang bakalan di suruh makan habis 5 menit lah, guling-guling lah, merayap lah, di rendam lah, jalan jongkok lah, lari lah, banyak. Gue tau, pelatihan kemiliteran ini tidak semudah yang dibayangkan. Sedih, karena berpisah dari orang-orang tersayang untuk sementara waktu.
Tapi, demi masa depan gue janji akan melakukannya sebaik mungkin dan jangan pernah mengeluh!