Tanggal 15 Mei 2016 kemarin gue berangkat dari Jakarta ke sebuah kota bernama Palu!
Tau kan gimana excited-nya mengunjungi suatu tempat yang baru pertama kali kita jelajahi? Yap! Gue di tugaskan untuk melakukan audit di Ibukota Sulawesi Tengah ini.
SULAWESI loh, hey! Gue menginjakkan kaki di tanah Celebes!
Mungkin bagi sebagian besar orang-orang yang sering bolak balik sana sini keliling Indonesia udah biasa. Tapi buat gue, ini pengalaman baru. Gue berangkat dari Jakarta dengan Garuda penerbangan pukul 9.20 pagi. Sampai di Sulawesi transit dulu ke Makassar sekitar setengah jam. Kemudian melanjutkan perjalanan ke Palu. Pukul 15.30 tiba di bandara Mutiara SIS Al Jufri. Here I am :
Katanya sih bandara ini sudah di perbarui, tidak hanya untuk penerbangan domestik tapi juga internasional. Gue penasaran, kenapa nama bandaranya ada "Mutiara" dan juga "Al-Jufri". Gue searching google ternyata nama Mutiara dulu diberikan oleh mantan presiden Soekarno, karena beliau terkagum-kagum dengan keindahan Palu dari atas seperti mutiara di lautan. Sedangkan nama Al-Jufri sendiri adalah untuk menghormati pahlawan nasional dari Sulawesi Tengah.
Hari pertama di Palu memang ga begitu menyenangkan. Biasa-biasa aja. Hanya gue ga nyangka "WOW gue nyampe Sulawesi!". Berkali-kali gue ucapkan itu dalam hati. Gue nginep di Hotel Santika. Susaaahh banget nyari makan deket hotel. Sekalinya ada, eh sepi banget. Tapi hari-hari selanjutnya gue udah tau tempat makan yang enak, deket hotel, dan murah! Ga jauh dari hotel, jalan sedikit ada transmart Palu. Ga jauh juga dari hotel, ada tempat makan yang rame selalu sama pengunjung. Makanannya ada ayam bakar, ikan bakar, bakso, nasi goreng, ayam penyet, dll. Tapi yang uniknya, ketika pesen makan, kita pasti disuguhi kuah sop. Ga tau kenapa, di Palu makan selalu pake kuah Sop. Enak banget. Ikan bakar atau ayam bakarnya pedes banget! Sumpah cabe nya beda banget sama cabe Padang. Bikin keringetan!
Salah satu hal yang selalu gue perhatiin jika berkunjung ke wilayah orang adalah bahasanya. Logatnya lucu. Ya seperti logat orang-orang timur lah. Kebetulan gue satu tim sama ibu-ibu yang suaminya orang Makassar. Ternyata logat orang Makassar dan Palu ga jauh beda. Kalau bicara memang nadanya agak keras, tapi ya memang begitu adanya. Kadang ada tambahan kata "dik", "ki", "nah", "toh" dan semacamnya. Waktu kita melakukan check on the spot ke nasabah mitra, gue wawancara si nasabah pake logat sana. Biar ga ketahuan banget kita dari kota, jadi kesannya lebih akrab. Beda jauh emang sama orang Minang ngomong. Karena gue terbiasa di lingkungan yang bahasanya halus, jadi agak kaget denger orang yang bicaranya keras.
Makanan khas palu yang gue coba adalah Kaledo! Ada lagi yang khas namanya Uta dada. Tapi ga sempat nyoba. ini kaledo khas palu :
Sop tulang sapi yang enak banget. Gue suka karena gue pecinta daging sapi :D
Uniknya ada sedotan loh di mangkok nya. Buat nyedot kuahnya kali ya.
Gue dijadwalkan mengaudit di Palu selama 6 hari. Setelah itu berangkat ke Makassar untuk tugas selanjutnya. Nah, sebelum berangkat ke Makassar, gue sempatin dulu untuk belanja oleh-oleh plus foto-foto di landmark-nya Palu.
Tau kan gimana excited-nya mengunjungi suatu tempat yang baru pertama kali kita jelajahi? Yap! Gue di tugaskan untuk melakukan audit di Ibukota Sulawesi Tengah ini.
SULAWESI loh, hey! Gue menginjakkan kaki di tanah Celebes!
Mungkin bagi sebagian besar orang-orang yang sering bolak balik sana sini keliling Indonesia udah biasa. Tapi buat gue, ini pengalaman baru. Gue berangkat dari Jakarta dengan Garuda penerbangan pukul 9.20 pagi. Sampai di Sulawesi transit dulu ke Makassar sekitar setengah jam. Kemudian melanjutkan perjalanan ke Palu. Pukul 15.30 tiba di bandara Mutiara SIS Al Jufri. Here I am :
Katanya sih bandara ini sudah di perbarui, tidak hanya untuk penerbangan domestik tapi juga internasional. Gue penasaran, kenapa nama bandaranya ada "Mutiara" dan juga "Al-Jufri". Gue searching google ternyata nama Mutiara dulu diberikan oleh mantan presiden Soekarno, karena beliau terkagum-kagum dengan keindahan Palu dari atas seperti mutiara di lautan. Sedangkan nama Al-Jufri sendiri adalah untuk menghormati pahlawan nasional dari Sulawesi Tengah.
Hari pertama di Palu memang ga begitu menyenangkan. Biasa-biasa aja. Hanya gue ga nyangka "WOW gue nyampe Sulawesi!". Berkali-kali gue ucapkan itu dalam hati. Gue nginep di Hotel Santika. Susaaahh banget nyari makan deket hotel. Sekalinya ada, eh sepi banget. Tapi hari-hari selanjutnya gue udah tau tempat makan yang enak, deket hotel, dan murah! Ga jauh dari hotel, jalan sedikit ada transmart Palu. Ga jauh juga dari hotel, ada tempat makan yang rame selalu sama pengunjung. Makanannya ada ayam bakar, ikan bakar, bakso, nasi goreng, ayam penyet, dll. Tapi yang uniknya, ketika pesen makan, kita pasti disuguhi kuah sop. Ga tau kenapa, di Palu makan selalu pake kuah Sop. Enak banget. Ikan bakar atau ayam bakarnya pedes banget! Sumpah cabe nya beda banget sama cabe Padang. Bikin keringetan!
Salah satu hal yang selalu gue perhatiin jika berkunjung ke wilayah orang adalah bahasanya. Logatnya lucu. Ya seperti logat orang-orang timur lah. Kebetulan gue satu tim sama ibu-ibu yang suaminya orang Makassar. Ternyata logat orang Makassar dan Palu ga jauh beda. Kalau bicara memang nadanya agak keras, tapi ya memang begitu adanya. Kadang ada tambahan kata "dik", "ki", "nah", "toh" dan semacamnya. Waktu kita melakukan check on the spot ke nasabah mitra, gue wawancara si nasabah pake logat sana. Biar ga ketahuan banget kita dari kota, jadi kesannya lebih akrab. Beda jauh emang sama orang Minang ngomong. Karena gue terbiasa di lingkungan yang bahasanya halus, jadi agak kaget denger orang yang bicaranya keras.
Makanan khas palu yang gue coba adalah Kaledo! Ada lagi yang khas namanya Uta dada. Tapi ga sempat nyoba. ini kaledo khas palu :
Sop tulang sapi yang enak banget. Gue suka karena gue pecinta daging sapi :D
Uniknya ada sedotan loh di mangkok nya. Buat nyedot kuahnya kali ya.
Gue dijadwalkan mengaudit di Palu selama 6 hari. Setelah itu berangkat ke Makassar untuk tugas selanjutnya. Nah, sebelum berangkat ke Makassar, gue sempatin dulu untuk belanja oleh-oleh plus foto-foto di landmark-nya Palu.
Tim Audit Head Office, di Jembatan Ponulele (Palu Barat)
Anjungan Nusantara
Sekian dulu cerita dari Palu-nya ya. Next cerita gue dari Makassar! :D
Happy working, happy travelling
HAHAHA