Pengalaman Diklat Prajabatan PT. PLN (Persero) - Samapta
August 26, 2017Hari itu tanggal 23 Maret 2017 para peserta dari Jakarta berangkat menuju Bandung dengan 5 bus. Gue kebagian duduk di bus 3. Disamping gue duduk satu orang cewek namanya Tya. Kita kenalan dan cerita-cerita asal dari mana, kuliah dan banyak lagi. Setelah lelah bercerita, gue putuskan untuk tidur sejenak. Karena bangun kepagian mata terasa berat. Harapan gue waktu itu, sampe di Secapa mungkin akan dikasih waktu untuk tidur. Tapi ternyata dugaan gue salah besar.
Sampai di Secapa, gue udah merasakan aura-aura ngeri daerah ini. Bukan apa-apa, bukan karena makhluk halus atau segala macamnya tapi karena sebentar lagi kita akan merasakan tindakan yang sangat disiplin! Kami diperintahkan untuk berjalan sambil berbaris yang rapi dan dipimpin oleh satu orang danton. Berjalan beriringan menuju gedung aula tempat kami akan berkumpul bersama dengan peserta dari kota lain. Kami, siswa prajabatan angkatan 58 berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia dengan kota rekrutmen Jakarta, Surabaya, Medan, Padang, Palembang, Banjarmasin, dan Makassar. Sampainya di aula, gue denger ada yang teriak-teriak menghardik beberapa peserta dari kota lain. Kami yang berasal dari Jakarta hanya bisa melongo melihat kejadian yang tengah berlangsung tersebut. Sembari mencari tempat duduk, kami diminta untuk mengisi beberapa formulir, dan menunggu giliran untuk diperiksa tekanan darah.
Setelah menunggu kegiatan tersebut selesai. Bersama-sama kita disuruh untuk makan siang. Dan kita ternyata harus jalan kaki lumayan jauh ke rukan (ruang makan). Gue pake heels waktu itu. Kebayang kan rasanya gimana? Sumpah gue nyesel pake heels walau cuma 5 cm. Makan juga diatur. Makan harus mulai bersama-sama. Hari itu gue liat menu makannya ada ayam, tahu dan tempe yang gede-gede semua. Makan juga harus dipimpin oleh satu orang yang membacakan doa. Setelah makan, ternyata masih banyak kegiatan sambutan-sambutan yang dilakukan antara lain pembagian baju seragam Samapta, sepatu, kaos PDL, kaos kaki, sabun cuci, sikat, semir sepatu, pita merah putih yang selalu wajib dipake, feples, dll. Ini diberikan cuma-cuma.
Pada hari pertama di Secapa, kita juga mengikuti geladi resik untuk acara pembukaan Samapta di lapangan Secapa AD. Yaampun kebayang kan capeknya? Gue bangun pagi-pagi banget dan sampe malam belum tidur juga. Malam tetep aja masih ada kegiatan, yaitu nyoba-nyobain baju Samapta masang feples, dsbnya. Ribet pokoknya. Dan akhirnya kita baru bisa tidur jam 1 setelah mandi terlebih dahulu. Tidur di mess dengan jumlah kasur 30, dan dapet tempat tidur per-orang. Gue ngeri liat messnya. Kaya udah lama banget ga di huni. Berikut penampakan mess nya :
0 comments